5 Alasan Kalangan Menengah Turun Tingkat Kelas Ekonominya

Bisnis0 views

Sebagai bagian dari kelas menengah, saya sering melihat orang-orang di sekitar saya yang mengalami penurunan ekonomi. Mereka yang dulu terlihat stabil secara finansial, kini harus berhadapan dengan masalah keuangan yang serius.

Situasi ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk saya sendiri, jika tidak berhati-hati. Tapi apa sebenarnya yang menyebabkan hal ini? Ada lima alasan utama yang sering menjadi penyebab penurunan kelas ekonomi, dan saya akan coba membahasnya satu per satu, termasuk cara-cara menghindarinya.

1. Bergantung Pada Satu Sumber Penghasilan Saja

Saya dulu berpikir bahwa selama saya memiliki pekerjaan tetap, semuanya akan baik-baik saja. Tapi kenyataannya, bergantung hanya pada satu sumber penghasilan adalah kesalahan besar. Ketika situasi berubah, seperti kehilangan pekerjaan atau penurunan ekonomi global, saya bisa kehilangan semua pendapatan dalam sekejap.

Itulah sebabnya saya mulai berpikir untuk mencari tambahan sumber pendapatan, baik melalui investasi, usaha sampingan, atau cara-cara lainnya. Bahkan, menggunakan layanan kredit cepat seperti Kredivo bisa memberikan fleksibilitas tambahan, dengan limit pinjaman hingga Rp50 juta untuk user Premium.

2. Tidak Memikirkan Investasi Jangka Panjang

Kesalahan lain yang sering saya temui, dan juga pernah saya alami, adalah tidak memikirkan investasi jangka panjang. Terlalu fokus pada pengeluaran harian membuat saya lupa untuk menyisihkan sebagian uang untuk masa depan. Padahal, investasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari risiko penurunan ekonomi termasuk inflasi yang terjadi setiap tahunnya.

“Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.” Artinya, diversifikasi pendapatan dengan berinvestasi di berbagai instrumen bisa membantu menjaga kestabilan keuangan jangka panjang.

3. Literasi Keuangan Kurang

Salah satu hal yang pernah saya sadari terlambat adalah pentingnya literasi keuangan. Tidak semua orang paham bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik. Dulu, saya tidak terlalu memperhatikan pentingnya menabung, investasi, atau bahkan pengelolaan utang.

Padahal, dengan adanya layanan seperti Kredivo, saya bisa mendapatkan solusi finansial yang lebih bijak, misalnya dengan cicilan 0% hingga 3 bulan untuk user Premium. Semakin saya memahami keuangan, semakin saya bisa menghindari keputusan-keputusan yang berisiko.

4 . Pola Konsumsi yang Tidak Terkontrol

Saat pendapatan meningkat, sering kali muncul keinginan untuk meningkatkan gaya hidup. Saya sendiri kadang tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, hanya karena ingin memenuhi keinginan sesaat atau mengikuti tren. Tanpa sadar, pengeluaran saya menjadi lebih besar dari yang seharusnya.

“Gaya hidup yang lebih tinggi dari penghasilan hanya akan mempercepat penurunan ekonomi.”

Ini seperti mengisi kapal dengan terlalu banyak beban; pada akhirnya, kapal itu akan tenggelam. Untuk menjaga keseimbangan keuangan, saya harus memastikan pengeluaran tetap dalam batas yang wajar.

5. Tidak Memiliki Dana Darurat

Salah satu kesalahan yang paling berbahaya adalah tidak memiliki dana darurat. Saya pernah mengabaikan pentingnya memiliki dana cadangan untuk situasi darurat, seperti kehilangan pekerjaan atau keperluan mendadak lainnya. Ketika situasi darurat datang, tanpa dana darurat, saya terpaksa menggunakan utang atau bahkan menjual aset.

Solusi seperti Kredivo memang bisa membantu di saat-saat mendesak dengan bunga mulai dari 1.99% untuk tenor 6 hingga 12 bulan, tetapi memiliki dana darurat sendiri tetap penting untuk menjaga stabilitas keuangan.

Dari lima alasan utama penurunan kelas ekonomi tersebut, saya jadi semakin sadar pentingnya perencanaan keuangan yang matang. Mengontrol gaya hidup, memperluas sumber pendapatan, berinvestasi, dan selalu siap dengan dana darurat adalah beberapa langkah yang bisa saya ambil untuk menjaga keseimbangan keuangan.